Bertemu Di Delanggu

Sebuah Catatan untuk Kawan Dodo Widodo Budidarmo, mendengar kamu meringkuk tak berdaya di rumah sakit saya kaget. Lintasan rasa kehilangan seorang kawan pun terbersit. Seolah kode untuk bersiap hati (lagi). Karena terlalu sering kawan-kawan kita tumbang karena cuek urusan kesehatan. Dan buru-buru saya buang  jauh-jauh pikiran itu. Pilihan ini cuma dua: sehat atau mati. Tidak…

Widodo Budidarmo: Cinta dan Pengabdian Tanpa Batas

Mak Bencong, demikianlah aku dan anak-anak di Sumur Batu memanggilnya. Aku besar di lingkungan yang terbilang padat di wilayah Jakarta Pusat dan punya kekeluargaan yang erat. Mak Otik adalah penjual nasi uduk favoritku dan favoritnya. Aku dan anak-anak kecil di lingkungan itu sering meledeknya, karena bagi kami “bencong” adalah sesuatu yang aneh pada waktu itu.…

Perintis Jalan Penggalangan Dana Publik LBH Jakarta

Tribute buat Dodo Oleh: Febi Yonesta “Mayong” Setelah paripurna bersama Arus Pelangi, Dodo menyatakan keinginannya untuk membantu LBH Jakarta sebagai volunter dalam mengembangkan penggalangan dana publiknya yang bernama SIMPUL. Saya menantang Dodo untuk bukan hanya membantu sebagai volunter, akan tetapi untuk secara full-time terjun mengembangkan penggalangan dana publik LBH Jakarta, namun dengan gaji separuh dari…

In Memoriam Dodo

Oleh: Mardiyah Chamim Dodo pernah cerita, sejak SD dia sudah tahu bakal jadi orang merdeka, sudah tahu jalan yang akan dilalui. Ndak banyak orang yang tahu apa yang dia mau sejak kecil. “Saya nikmati kabeh, ben iso ngguyu sak madyo, to, mbak.” (- Saya nikmati semuanya, biar bisa tertawa ala kadarnya) Di SMP, dia banyak…

Dari Klaten ke Jakarta, Memperjuangkan Kesetaraan

Tak mudah, tetapi Widodo alias Shakila bertekad tak akan surut pula melakoni tantangan yang menghadang. Separuh dari usianya kini, Widodo Budidarmo (40) tiada henti berupaya mensejajarkan orang-orang ‘serupa’ dengannya dalam masyarakat. Meski secercah harapan, tak akan diam dia mengejarnya. Nama Widodo memang akrab di telinga penggiat hak asasi manusia. Dialah pendiri Arus Pelangi. Sebuah organisasi…

Perjuangan Tiada Berakhir: Selamat Jalan Ahmad Taufik

Kabar duka kembali datang dari barisan depan perjuangan HAM di Indonesia. Aktivis HAM sekaligus wartawan senior, Ahmad Taufik meninggal dunia pada Kamis, 23 Maret 2017 dalam usia 51 tahun. Ia meninggal di Rumah Sakit Medistra Jakarta setelah berjuang melawan kanker paru-paru. Ahmad Taufik atau bisa dipanggil Bang ‘Ate’ adalah salah seorang wartawan yang tangguh memperjuangkan…

Warisan Adnan Buyung Nasution untuk Keadilan dan HAM

Adnan Buyung Memorial Lectures -Catatan Kecil dari Frans H. Winarta- Adnan Buyung Nasution merupakan seseorang yang konsisten dalam memperjuangkan penegakan hukum dan keadilan di Indonesia sejak dahulu. Dalam perjuangan semasa hidupnya, ABN memiliki gagasan-gagasan pemikiran yang hebat dan menginspirasi tentang hukum dan negara Indonesia. Gagasan mengenai keadilan dan hak asasi manusia pun tidak luput dari…

Bang Buyung Memberi Saya Setelan Jas

Saya mengenal baik bang Buyung ketika mengikuti semacam pelatihan di Tunisia selama tiga bulan pada awal 1990-an. Saat itu beliau tampil sebagai pemateri. Ketika itu dia sedang sekolah di Belanda setelah kantor pengacaranya ditutup. Hampir tiap hari kita kontak intensif dengan almarhum. Bahkan saya membantu mengetik lembar per lembar disertasinya. Dan hadiahnya, bang Buyung memberi…

Melbourne Law School, Inspirasi Buyung Dirikan LBH

Buyung sempat menjadi relawan di sebuah lembaga bantuan hukum di Melbourne. Berpulangnya Adnan Buyung Nasution ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa, Rabu (23/9), rupanya tak hanya menyisakan duka yang mendalam bagi Indonesia. Kehilangan tersebut nampaknya juga dirasakan oleh University of Melbourne, Australia. Setidaknya itulah yang dapat ditangkap dari artikel berjudul “Farewell Adnan Buyung Nasution” yang…

Tribute untuk Adnan Buyung Nasution

Dalam Kongres Persatuan Advokat Indonesia (Peradin) 1969, advokat muda dan mantan jaksa, Adnan Buyung Nasution, menyampaikan gagasan mendirikan lembaga bantuan hukum (LBH) untuk membantu mereka yang miskin dan terampas haknya di bidang politik dan hukum. Delapan tahun kemudian (1977), karena pengaruh para pengacara muda di Peradin, Peradin pun mendeklarasikan diri sebagai organisasi perjuangan. Itu lompatan…