Jakarta, bantuanhukum.or.id– Sabtu (12/9), Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta mengungkapkan investigasi hanyalah sebuah metode / cara yang tujuannya untuk mendapatkan bukti-bukti atau mencari sebuah fakta kebenaran.
Sesi ini dibuka dengan perkenalan singkat tentang riwayat hidup fasiltator beserta kiprah-kiprah fasilitator selama menjadi investigator di bidang jurnalistik. Fasilitator mengawali pemaparan dengan definisi Investigasi dan dokumentasi . investigasi merupakan sebuah metode penyelidikan yang sistematik, lebih menperupai seni penelusuran atas fakta yang dilaporkan atau yang diduga terjadi”. Artinya invetigasi tidak dapat dilakukan secara serampangan tanpa perencanaan yang memadai, dan dalam prosesnya karena menyerupai seni menuntut fleksibelitas di lapangan. Sedangkan Dokumentasi didefenisikan sebagai proses perekaman secara sistematis dan penyusunan informasi untuk memudahkan pencarian kembali dan penyebaran informasi.
Kerja-kerja Investigasi terbagi menjadi 3 (tiga ) macam . Pertama investigasi melebur , yaitu investigator ingin terlibat masuk dalam suatu peristiwa. Kedua, investigasi menempel, yaitu investigator ingin menembus nara sumber tertwntu. Dan ketiga, investigasi berjarak, yaitu investigator hanya mengamati suatu peristiwa. Pada intinya dalam dunia investigasi dikenal dua metode, investigasi tertutup dan investigasi terbuka, dalam investigasi tertutup dilakukan secara tersembunyi tanpa dikenali identitas investigator ini adalah jenis dari investigasi berjarak, sedangkan metode terbuka dilakukan dengan menempuh mekanisme formal dan terang-terangan, ini dalah jenis sari investigasi melembur dan menempel karena investigator akan berinteraksi dengan orang-orang tertentu untuk mendapatkan informasi.
Secara sederhana, pekerjaan investigasi dapat dibagi ke dalam tiga tahap, pra investigasi, turun ke lapangan, dan pembuatan laporan investigasi. Dan kesemua tahapan tersebut mesti sistematis. Setelah hampir 3,5 ( tiga setengah ) jam menyampaikan pemaparan terntang investigasi serta disertai contoh-contoh konkrit pengalaman dari fasilitator, lalu fasilitator membuka kesempatan bertanya, lalu enam orang peserta mengacungkan tangan untuk bertanya. Dengan banyaknya pertanyaan bahkat melebihi waktu pelatihan membuktikan para peserta sangat tertarik dengan materi yang telah di sampaikan fasilitator. (Ayu)