Seseorang berinisial BS mengungkap indikasi pengaturan skor pertandingan sepak bola tim Indonesia di SEA Games 2015 Singapura. Pertandingan yang ia sebut diatur adalah pertandingan semifinal antara Indonesia dan Thailand, Sabtu pekan lalu, serta pertandingan perebutan medali perunggu melawan Vietnam, Senin lalu.
Hal ini dinyatakan penasihat hukum BS, Muhammad Isnur, dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Selasa 16 Juni 2015. Pengacara publik Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta itu memutar kembali rekaman perbincangan telepon antara BS dan kawannya soal pertandingan SEA Games 2015 antara Indonesia dan Thailand.
“Perbincangan telepon itu dilakukan di depan kami dan direkam,” tutur Isnur. “Itu terjadi beberapa jam sebelum pertandingan dimulai.”
Dalam rekaman itu, BS bertanya kepada si teman berapa skor kekalahan Indonesia melawan Thailand. Suara di seberang yang berlogat Melayu itu menjawab, “Dua atau tiga. Indonesia kosong, Thailand dua atau tiga. Pasti ada tiga. Kalau tidak 3-1, 4-0, 3-0.”
Isnur bertutur, dia dan tim hukum LBH Jakarta meminta BS melakukan perbincangan telepon itu agar mereka yakin dengan apa yang diungkapkan BS beberapa hari sebelumnya.
Saat itu, BS datang kepada Isnur ditemani seorang suporter sepak bola dan meminta bantuan LBH Jakarta untuk mendampinginya mengungkap dugaan pengaturan skor yang terjadi di liga sepak bola Indonesia.
“Dia mengatakan memiliki semua data yang diperlukan untuk mengungkap itu semua karena dia sendiri adalah salah satu orang yang terlibat di dalamnya,” ujar Isnur.
“Setelah melihat semua data yang dia miliki dan hasil pertandingan Indonesia-Thailand yang tidak terlalu jauh dengan apa yang diungkapkan di perbincangan telepon itu, kami percaya.”
Di laga semifinal SEA Games itu, tim nasional Indonesia U-23 akhirnya menyerah 5-0 kepada Thailand.
Selain pertandingan melawan Thailand, kata Isnur, BS menyatakan pertandingan perebutan medali perunggu melawan Vietnam diatur. Pada perebutan tempat ketiga, tim asuhan pelatih Aji Santoso itu juga kalah 0-5 oleh Vietnam. Tapi Isnur tidak memiliki rekaman perbincangan soal pertandingan tersebut.
Isnur mengatakan pihaknya kemudian mendampingi BS mendatangi Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia untuk melaporkan dugaan pengaturan skor liga sepak bola Indonesia yang terjadi selama 2000-2015.
“Tadi siang kami telah mendampingi BS melaporkan tindak pidana penyuapan terkait dengan pengaturan skor yang terjadi di liga sepak bola Indonesia,” kata Isnur. “Dia bersedia memberi bukti-bukti berupa nomor rekening yang digunakan untuk mentransfer dana, rekaman percakapan, ataupun bukti transfer.”
Menurut Isnur, pihak-pihak yang dilaporkan BS mencakup manajer klub, pemain sepak bola, dan pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Namun Isnur tidak bersedia menyebut nama mereka. BS juga tidak hadir dalam konferensi pers karena alasan keamanan.
Isnur menjelaskan, dalam pengaturan skor di liga sepak bola Indonesia, BS berperan sebagai penghubung antara bandar dan pemain atau pelatih yang hendak diatur. (tempo.co)