Gedung Merah Putih KPK dikelilingi oleh ratusan pegawai KPK-RI pada Kamis siang (7/2). Sembari memakai masker dan membentangkan kain hitam, para pegawai KPK-RI ini melakukan aksi demonstrasi solidaritas atas dianiaya dan dikeroyoknya 2 (dua) pegawai KPK-RI saat melakukan pengumpulan data dan informasi terkait adanya laporan dugaan korupsi pada 3 Februari 2019 lalu.
Insiden penyerangan dan teror terhadap pegawai KPK ini adalah yang ke-10 kalinya. Namun kesemuanya tidak pernah diusut tuntas oleh aparat penegak hukum. Salah satu kasus penyerangan dan teror yang tidak tuntas adalah percobaan pembunuhan terhadap Novel Baswedan yang terjadi 2 (dua) tahun lalu.
Aksi solidaritas ratusan pegawai KPK dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama, sembari mengepalkan tangan kanan ke udara. Setelah menyanyikan lagu, Sujanarko, Direktur Pembinaan Jaringan Kerja dan Antar Komisi dan Instansi KPK-RI, menyampaikan orasinya di hadapan ratusan massa pegawai KPK.
“Penyerangan terhadap pegawai KPK membuktikan bahwa kita bertindak benar, yakni memberantas korupsi. Artinya kita memang sedang berjuang di jalan kebenaran. Dengan adanya penyerangan terhadap pegawai KPK, semangat dan nyali kita tidak akan ciut walau diteror. Kita tidak takut!” Ungkap Sujanarko berapi-api.
Setelah Sujanarko, orasi dilanjutkan kepada Yudi Purnomo selaku Ketua Wadah Pegawai KPK-RI. Dalam kesempatannya, Yudi Purnomo menekankan bahwa apa yang dilakukan oleh pelaku penyerangan terhadap pegawai KPK-RI mestinya dipandang sebagai tindakan menghalang-halangi upaya tugas pemberantasan korupsi.
“Padahal pegawai KPK ini secara resmi mengenalkan dirinya, membawa surat tugas. Namun apa? Justru ketika mereka hendak menjalankan tugas sesuai dengan perintah Pimpinan, malah diserang, dan dianiaya. Ini jelas-jelas tidak bisa dianggap penganiayaan biasa sebenarnya, tapi ini serangan serius terhadap upaya pemberantasan korupsi,” ujar Yudi Purnomo dalam orasinya.
Setelah sesi orasi, ratusan pegawai KPK saling bergandeng tangan mengitari Gedung Merah Putih KPK dengan membentuk barikade rantai manusia, sebagai simbol keberpihakan pada amanah reformasi serta simbol perlawanan rakyat atas berbagai upaya pelemahan KPK.
Aksi ini dengan pernyataan sikap dari Wadah Pegawai KPK. Yudi Purnomo selaku Ketua Wadah Pegawai KPK menyampaikan pernyataan sikap terkait penganiayaan terhadap petugas KPK-RI, yang antara lain:
- Bahwa Indonesia adalah negara hukum, seorang Pejabat Negara yang sedang menjalankan tugasnya dianiaya, hal ini harus diusut tuntas;
- Terkait laporan balik terhadap Petugas KPK, Wadah Pegawai KPK bersama ribuan pegawai KPK akan terus Bersama korban dan akan selalu mendampingi sampai kasus ini tuntas;
- Wadah Pegawai KPK beserta ribuan Pegawai KPK meminta Kapolri agar serius dalam melakukan penegakan hukum bagi pelaku penganiayaan dan perebutan informasi secara paksa.
(Wayan Bima)