Pengamat pendidikan Romo Benny Susetyo menilai proyek kurikulum pendidikan 2013 hanya bersifat karikatif semata dan tidak sesuai dengan tujuan pendidikan. Hal itu dikatakan Romo Benny saat menggelar jumpa pers bersama Federasi Serikat Guru Indonesia di Kantor LBH Jakarta, Kamis (11/07).
“Kurikulum 2013 itu hanya proyek politik kemasan. Yang hanya menghabiskan anggaran miliaran rupiah, tapi setelah itu tidak berjalan. Saya memperkirakan paling hanya bertahan setahun. Kurikulum itu hanya ilusi,” tukas Benny menanggapi rencana pemerintah menerapkan kurikulum 2013.
Ia menuturkan, seharusnya kurikulum pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter anak didik sekaligus mencerdaskan. “Dari dulu kita diajarkan ‘Ini Bapak Budi’. Ini kan tidak jelas maknanya. Dari Sabang sampai Papua sama,” ketus Benny.
Menurut Benny, kurikulum pendidikan 2013 mengabaikan aspek tenaga pendidikan sebagai penunjang kegiatan belajar-mengajar. “Masak hanya dengan waktu 5 hari, guru harus bisa menerapkan kurikulum ini. Indonesia negeri korupsi, 5 hari dikorupsi jadi sehari. Mentor saja sehari nggak mampu, apalagi guru biasa,” beber Benny.
Dampak yang ditimbulkan dari penerapan kurikulum 2013 itu, Benny melanjutkan, peserta didik kehilangan suri tauladan yang seharusnya bisa didapatkan melalui gurunya. “Sehingga anak-anak didik punya sosok tauladan yang bisa menjadi panutan dan contoh. Seperti Ki Hajar Dewantara,” ujar Benny.
Sebagaimana diberitakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengajukan kurikulum 2013 kepada DPR. Setelah mendapat pengesahan, kurikulum tersebut akan diterapkan pada pertengahan Juli mendatang. Sementara alokasi anggaran penerapan kurikulum 2013 yang disepakati oleh Komisi Pendidikan DPR mencapai Rp 892 miliar. (ali)
Sumber: berita8