Ujung Kulon, bantuanhukum.or.id – Peringatan Hari Hak Asasi Manusia Internasional yang jatuh pada tanggal 10 Desember nanti, tidak hanya diperingati di kota-kota besar saja. Masyarakat Desa Ujung Jaya, Ujung Kulon, sebuah desa yang terletak di ujung barat Pulau Jawa ini juga ikut memperingati Hari Hak Asasi Manusia ini.
Perayaan tersebut diselenggarkan oleh masyarakat Desa Ujung Jaya pada hari Jumat 05/12/14, yang bekerja sama dengan LBH Jakarta dengan mengusung tema “Ngaruat HAM di Ujung Kulon”. Acara tersebut sejalan dengan semangat LBH Jakarta yang memperingati Hari Hak Asasi Manusia kali ini yang merancang program bertajuk “HAM Masuk Kampung”.
Hendra Supriatna sebagai konseptor dalam acara tersebut mengungkapkan, “program HAM masuk kampung yang diselenggarakan LBH Jakarta sangat membatu warga masyarakat Desa Ujung Jaya, sehingga masyarakat mampu memahami hak-haknya sebagai manusia”.
Selanjutnya Hendra juga menambahkan, “masyarakat Ujung Kulon masih sangat kental dengan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun sehingga dalam perayaan HAM ini kami memasukan unsur kebudayaan masyarakat Ujung Kulon agar masyarakat lebih mudah memahami dan mengaplikasikan dari HAM itu sendiri”.
Perayaan HAM di Ujung Kulon ini diawali dengan longmarch dari desa menuju tempat perayaan “Ngaruat HAM”, kemudian berbagai atraksi seni budaya seperti kuda lumping pun turut dipertontonkan kepada masyarakat. Selanjutnya, materi HAM yang disampaikan dengan bahasa sunda juga merupakan salah satu cara panitia agar masyarakat lebih mudah memahami dan menyampaikan nilai-nilai HAM.
Dalam diskusi HAM tersebut salah satu warga menanyakan hak yang dimiliki atas perahu salah satu warga yang telah dirampas secara sewenangg-wenang oleh kepala seksi TNUK. “Perahu tersebut merupakan hak sepunuhnya dari warga dan pihak TNUK harus mengembalikan kepada Pak Usup selaku pemilik, hal tersebut merupakan tindakan sewenang- sewenang pemerintah terhadap rakyat miskin dengan mengabil alat penunjang kehidupan mereka” ujar Hendra Supriatna.
Selain dari diskusi, masyarakat Ujung Kulon juga menyampaikan harapan mereka mengenai direalisasikannya HAM khususnya di wilayah Ujung Kulon. Perayaan tersebut diakhiri dengan pengembalian perahu kepada Pak Usup selaku pemilik atas kapal tersebut.
“Jadi mau tidak mau masyarakat ujung kulon harus responsif dan memperjuangkan hak-hak tersebut yang telah dilanggar oleh pemerintah dalam hal ini pihak Balai Taman Nasional” ujar Hendra Supriatna. (Ica)