Tahun 2014 masyarakat Indonesia diperhadapkan dengan 2 (dua) hajatan demokrasi besar, yaitu pemilihan legeslatif untuk memilih perwakilan rakyat (DPD, DPR RI dan DPRD) dan pemilihan presiden dan wakil presiden.
Evaluasi LBH Jakarta atas pemilihan legeslatif ditemukan banyak pelanggaran pemilu berupa pemasangan alat peraga tidak dizona kampanye, Politk uang, black campaign dan transaksi politik yang dilakukan elite partai.
Tanggal 09 Juli kedepan masyarakat Indonesia akan kembali memilih Presiden dan Wakil Presiden. Perjalanan negara 5 (lima) tahun ke depan berada pada pilihan rakyat. LBH Jakarta memandang bahwa dalam proses demokrasi, rakyat harus dicerdaskan dalam menentukan pilihan. Media massa yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam proses pendidikan justru ditunggangi elite pengusaha media dan menggiringnya pada kepentingan politik.
Oleh karenanya LBH Jakarta menyelenggarakan pendidikan politik kepada masyarakat bagaimana menjadi pemilih cerdas dalam menentukan pilihan pada pemilihan presiden.
Bertempat di Sekretariat RW 06 Kelurahan Duri Selatan, Kecamatan Tambora Jakarta Barat pada hari senin tanggal 26 Mei 2014 LBH Jakarta kembali mengadakan Pendidikan Politik bersama komunitas duri. Sebanyak 17 peserta hadir pendidikan politik ini. Bertindak sebagai fasilitator Tigor Hutapea (pengacara publik LBH Jakarta).
Fasilitator memberikan materi bagaimana seseorang menjadi pemilih yang cerdas. Dalam proses fasilitasi, peserta diajak melakukan simulasi pemilihan kepala desa. Dua orang peserta bertindak sebagai calon kepala desa dan peserta dibagi menjadi dua kelompok. Pada awalnya menyampaikan calon kepala desa menyampaikan secara langsung visi dan misi kepada seluruh peserta kemudian mendekati setiap kelompok untuk tanya jawab. Setelahnya dilakukan pemungutan dan penghitungan suara. Dalam sesi penghitungan suara salah satu calon kepala desa memenangi pemilihan dengan selisih 1 suara.
Setelah melalui proses simulasi fasilitator bertanya kepada masing-masing peserta mengapa menjatuhkan pilihan kepala salah satu calon kepala desa. Peserta menjawab dalam menentukan pilihan ditentukan atas penyampaian visi dan misi dari calon. Menurut peserta visi dan misi calon dinilai apakah sesuai dengan kebutuhan desa dan peserta. Selain itu peserta juga menilai kepribadian dari calon melalui rekam jejak yang dimiliki.
Sebagai pemilih kita harus menjadi pemilih cerdas, untuk menjadi pemilih cerdas yang harus dilakukan adalah 1. Kenalilah calon presiden dan wakil presiden 2. Mengetahui Visi Misi Calon Presiden dan Wakil Presiden 3. Mengetahui Rekam Jejak Calon Presiden dan Wakil Presiden 4. Jangan menerima politik uang.
Mengetahui visi misi dan rekam jejak calon presiden dan wakil presiden sangatlah penting sebagai pemilih, bisa saja setiap capres mengusung visi misi yang baik namun rekam jejak capres sangat buruk maka capres tidak layak dipilih.
Menilai rekam jejak dapat dilakukan melalui kriteria apakah capres dan cawapres pernah melakukan pelanggaran hukum dan HAM, apakah capres dan cawapres dalam membuat kebijakan berpihak kepada rakyat, masyarakat juga dapat menilai dari baik buruknya statement capres dan cawapres menanggapi isu-isu yang berkembang (tgh)