bantuanhukum.or.id, Jakarta—Sabtu (6/9) Yayasan Cahaya Guru melakukan peluncuran buku berjudul ‘Beragam Bukan Seragam: Panduan Praktis Menumbuhkan Rasa Kebangsaan dan Keragaman’ di Gedung LBH Jakarta. Acara ini dihadiri oleh sekitar 80 guru dan mitra-mitra terkait yang memiliki kesamaan visi untuk menggaungkan isu kebangsaan dan keberagaman.
Berdasarkan pengalaman Yayasan Cahaya Guru melatih sekitar 4.900 guru tingkat SMP dan SMA di berbagai wilayah Indonesia tentang pengelolaan kelas berdasarkan potensi lingkungan dan pengembangan wawasan kebangsaan dan keragaman selama sembilan tahun ini yang melatar belakangi pembuatan serta peluncuran buku ini.
Bersama para mitra, Yayasan Cahaya Guru telah melakukan berbagai workshop berbasis keragaman untuk guru dan kepala sekolah di Jabodetabek, Jawa Barat, dan Pematang Siantar. Salah satu mitra Yayasan Cahaya Guru yang telah bekerja sama sejak awal adalah LBH Jakarta yang berperan untuk memberikan kerangka dan memperkuat materi yang terkait dengan Hak Asasi Manusia dan diskriminasi.
Febi Yonesta selaku Direktur LBH Jakarta mengatakan, “penting sekali buku ini untuk menjadi pegangan bagi siapapun agar mampu menambah kepekaan dan memperkuat kesadaran akan keberagaman.”
Sementara dari berbagai tamu yang hadir, tampak diantaranya adalah Pendiri Teater Koma, Nano Riantiarno, JJ Rizal, praktisi hukum, Todung Mulya Lubis, termasuk yang memberi komentar soal keragaman, dan bagaimana menyemainya di lahan yang subur agar kebhinekaan yang menjadi ciri dan keunggulan Indonesia lebih terealisasi dalam praktik kehidupan sehari hari.
Nano Riantiarno yang datang ditemani sang istri, Ratna Riantiarno, mengungkapkan kegembiraannya karena keragaman akan semakin disemai di tempat yang tepat sejak dini. “Pelajaran kebudayaan selama ini tidak ada di sekolah. Tapi ketika para guru menonton pertunjukan Teater Koma, niscaya gagasan tentang kebudayaan bisa ditanamkan kepada anak didik,” katanya.
Acara peluncuran buku ini menarik, karena sangat interaktif. Para tamu undangan tak hanya duduk diam namun juga dilibatkan untuk bernyanyi bersama pengisi acara dan melakukan berbagai gerakan yang menggambarkan keragaman.