LBH Jakarta telah menyelenggarakan Pelatihan Paramedia pada Sabtu, 22 Februari 2025, di Gedung YLBHI-LBH Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta mengenai strategi kampanye digital serta memperkuat kebebasan berekspresi sebagai bagian dari advokasi hak asasi manusia.
Pelatihan diikuti 14 peserta dari komunitas dampingan, pers mahasiswa, dan Asisten Pengabdi Bantuan Hukum (APBH) LBH Jakarta. Narasumber dari LBH Jakarta, AJI Jakarta, dan SAFEnet membawakan materi tentang pemanfaatan media sosial dalam kampanye, kebebasan berekspresi di ruang digital, mitigasi keamanan siber, serta penyusunan narasi kampanye yang berdampak.
Belly Stanio, Pengacara Publik LBH Jakarta yang membuka sesi pelatihan, menekankan bahwa Paramedia menjadi strategi baru yang perlu dikembangkan untuk memperkuat advokasi di ruang digital.
“Paramedia adalah upaya yang dilakukan LBH Jakarta dalam membuka wadah bagi komunitas dampingan dan mahasiswa untuk bersinergi dalam kampanye digital. Kami tidak ingin mewadahi gerakan ini sendiri, tetapi bersama dengan koalisi masyarakat sipil” ujar Belly.
Ia juga menambahkan bahwa inisiatif ini bukan hanya langkah awal bagi LBH Jakarta, tetapi juga bagi seluruh jaringan LBH-YLBHI. Dari 18 kantor LBH yang tersebar di berbagai daerah, LBH Jakarta menjadi yang pertama mencoba membuka kemungkinan membangun wadah Paramedia sebagai upaya advokasi dan perlawanan di ruang-ruang digital yang dilakukan secara strategis.
LBH Jakarta menggandeng dua koalisi utama dalam pelaksanaan Paramedia, yaitu Koalisi Kebebasan Berekspresi (Koalisi KKB) dan Tim Advokasi untuk Demokrasi (TAuD). Koalisi KKB, yang terdiri dari ELSAM, PSHK, Imparsial, LBH Jakarta, dan Yappika, fokus pada advokasi kebebasan berkumpul, berekspresi, dan berserikat. Sementara itu, TAuD menghubungkan berbagai advokat lintas NGO di Jabodetabek untuk mendukung upaya advokasi pada isu-isu demokrasi.
“Kenapa penting memperkenalkan rekan-rekan ke Koalisi KKB? Karena koalisi ini melakukan pemantauan dan monitoring bagaimana kebebasan berekspresi, berkumpul, dan berserikat bisa dijamin serta terlaksana dengan baik. Ada kekhawatiran bahwa ruang sipil semakin dipersempit oleh rezim saat ini, sehingga kita perlu membangun jaringan yang bisa saling mendukung,” lanjut Belly.
Salah satu hasil konkret dari pelatihan ini adalah pembentukan forum komunikasi bagi peserta dari komunitas dampingan untuk menjaga koordinasi pasca-pelatihan. Selain itu, LBH Jakarta juga berencana mengadakan pertemuan lanjutan guna memperkuat sinergi antara komunitas dan mahasiswa dalam kampanye strategis melali platform digital.
Pelatihan ini menegaskan bahwa Paramedia bukan sekadar gerakan memproduksi konten, tetapi sebuah strategi pengorganisasian digital yang bertujuan membangun kesadaran publik dan mendorong perubahan sosial. Dengan keterampilan yang diperoleh, peserta diharapkan dapat melakukan advokasi melalui kampanye yang strategis dan efektif di ruang digital.