Depok, bantuanhukum.or.id – Guru, mahasiswa, ibu rumah tangga, anak muda, dan para orang tua terlihat antusias mengikuti kegiatan pelatihan paralegal yang diadakan LBH Jakarta tanggal 14-16 Agustus 2015 lalu. Bertempat di Wisma Kinasih Depok, semua peserta yang berjumlah empat belas orang mengikuti rangkaian kegiatan pelatihan mewakili komunitasnya masing-masing. Para peserta adalah klien LBH Jakarta yang menjadi korban ketidakadilan dalam masyarakat.
Selama tiga hari, peserta mendapatkan materi tentang keparalegalan, bantuan hukum struktural, sistem hukum di Indonesia, hak asasi manusia, dan strategi advokasi yang menjadi materi dasar dalam pelatihan paralegal. Kegiatan diawali dengan sesi berbagi pengalaman dari 2 orang paralegal terlama LBH Jakarta, Ibu Neneng dari Rumpin dan Bapak Daniel dari Kebon Sayur Ciracas.
“Menjadi paralegal, modal yang paling penting adalah kemauan dan keberanian,” katanya lantang.
Sesi berikutnya adalah tentang bantuan hukum struktural yang dibawakan oleh Oky Wiratama Pengacara Publik LBH Jakarta. Dalam sesi ini, Oky menjelaskan tentang bantuan hukum struktural lewat games. Games tersebut memiliki makna bahwa bantuan hukum struktural adalah bantuan hukum yang menggerakan dan mendidik masyarakat agar mau berdaya dan berjuang mendapatkan haknya.
Peserta juga mendapatkan ilmu tentang hukum pidana dan perdata yang sangat membantu mereka nanti dalam melakukan kegiatan paralegal. Peserta diajak untuk mengetahui perbedaan hukum perdata dan pidana serta mengerti hakekat kedua hukum tersebut. Materi ini sangat penting untuk peserta karena banyak kasus yang ditangani paralegal berputar sekitar ini.
Pemahaman akan hak asasi manusia (HAM) juga ditekankan dalam pelatihan ini. Kebanyakan kasus yang ditangani paralegal merupakan kasus yang berhubungan dengan HAM. Maka dari itu, perlu pemahaman HAM yang utuh. Materi yang dibagikan antara lain pengertian HAM, sejarah, pembagian HAM, prinsip, dan pelanggaran HAM.
Hari terakhir, peserta diajak memahami strategi advokasi dengan bermain games. Games pertama, peserta diajak untuk menyusun puzzle selama beberapa menit. Lewat games ini, peserta diajak untuk menentukan strategi yang tepat digunakan bersama dengan komunitas untuk menyelesaikkan suatu masalah. Peserta juga bermain menyusun gelas. Games ini bermakna bagaimana membangun dan menjaga keutuhan suatu komunitas dari gangguan eksternal maupun internal. Lewat sesi ini, peserta juga mendapatkan pentingnya kekompakan suatu komunitas dan pentingnya kerja sama dan kemauan keras dalam komunitas untuk menyelesaikan suatu masalah, khususnya dalam melakukan advokasi.
Akan ada tiga tahap pelatihan lagi yang akan dilalui oleh peserta pelatihan paralegal untuk menjadi paralegal seutuhnya. Semoga dengan pelatihan-pelatihan paralegal yang diadakan oleh LBH Jakarta, para klien dapat memberdayakan dirinya dan komunitasnya untuk berjuang mendapatkan keadilan. Pelatihan ini mau menunjukan bahwa sebenarnya masyarakat bukanlah orang-orang yang bodoh dan tidak mengerti hukum. Ketidakadaan akses untuk memahami hukum Indonesia dengan baiklah yang membuat mereka tidak paham hukum. (Aprilia)