Baru-baru ini Pemerintah telah membuat kebijakan menaikkan harga BBM, yang secara otomatis akan sangat berpengaruh terhadap kenaikan harga Barang dan Jasa. Kita sebagai buruh sangat merasakan imbas dari kebijakan Pemerintah itu, karena semua harga-harga kebutuhan pokok menjadi naik. Harga-harga Sembako naik, harga cabe naik, harga bawang merah naik, harga jengkol naik, harga beras, minyak goreng, susu, sayur semua melonjak naik. Juga dengan biaya kontrakan, biaya transportasi naik, juga biaya dalam mengakses pendidikan dan kesehatan bagi buruh dan keluarga buruh.
Bagi kita buruh-buruh di KBN ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Karena Upah kita yang saat ini masih di tangguhkan yaitu hanya sebesar Rp 1.978.000 (padahal seharusnya Rp 2.310.000). Jelas kenaikan harga BBM adalah pukulan telak bagi kehidupan kaum buruh.
Penderitaan tidak sampai di situ saja, karena saat ini Pihak Manajement KBN yang di bawah Pengawasan BUMN juga mengeluarkan peraturan baru yaitu akan di tariknya biaya Retribusi bagi siapapun Pengendara Kendaraan Motor Rp 1.000,- per hari dan Mobil Rp 2.000 per hari, bagi yang masuk ke KBN. Jelas ini adalah kebijakan yang akan semakin menguras kantong para buruh di KBN di tengah kondisi upah yang sangat minimal.
Kondisi ini yang kemudian mendorong kami dari GEBER ABK (GERAKAN BERSAMA ALIANSI BURUH KAWASAN) untuk menyelenggarakan aksi di KBN dengan mengajak serta anggota-anggota Serikat Buruh yang tergabung di dalam GEBER ABK. Yang terdiri dari : DPC SBSI 92 Jakarta Utara, FSBI, DPC SPN Jakarta Utara, FBLP, SBTPI, SPTJR untuk menyelenggarakan aksi bersama pada tanggal 1 Juli 2013 dengan titik kumpul di depan PT KOMATSU Jln. Cakung cilincing untuk menuju KBN Cakung.
Adapun tuntutan kami dalam penyelenggaraan aksi tersebut adalah : Turunkan Harga BBM dan Turunkan Harga SEMBAKO, Naikkan uang makan dan uang transport bagi buruh, atau bagi perusahaan yang belum memberlakukan uang makan dan uang ransport harap segera memberlakukannya, Batalkan Penangguhan Upah, berlakukan upah buruh di KBN Rp 2.310.000,- sesuai dengan keputusan Pemerintah dan tolak UU ORMAS dan KAMNAS, Batalkan kebijakan Retribusi bagi para pengendara yang masuk ke KBN, Hapuskan pungli dalam bentuk apapun, Hentikan Union Busting (Pemberhangusan Serikat Buruh) dalam bentuk apapun.
Namun pada saat kami memulai memimpin aksi di depan PT Komatsu, Pihak kepolisian menghalangi, menghadang dan memperkeruh jalannnya aksi tersebut. Berikut Kronologismua :
- Wakorlap aksi (Sdri. Jumisih) yang waktu itu memimpin jalannya aksi supaya tertib, akan di comot oleh pihak Intel kepolisian dari atas mobil Komando. Yang kemudian di respon oleh massa aksi yang lain untuk melindunginya. Namun kawan yang akan melindungi Jumisih ini yaitu kawan Ari Widiastari di angkat kemudian di lempar dan kemudian kawan Wa Ampi juga di lempar dari atas mobil komando.
- Kawan Thin kusna dan kawan Marina juga menjadi korban pelecehan seksual oleh aparat kepolisian.
- Tuti Hernawati (Joya), menjadi korban kekerasan aparat yaitu di lempar 3x oleh aparat Kepolisian, selain itu juga ada pemukulan dan juga tendangan yang di lakukan oleh aparat kepolisian terhadap massa aksi.
Atas kejadian tersebut di atas kami menuntut :
“ Menuntut kepada Kapolda untuk mengusut tuntas kasus tersebut dan menghukum setinggi-tingginya para pelaku represif dan pelaku Pelecehan seksual”.
Demikian pernyataan sikap ini kami sampaikan, sebagai bentuk perlawanan kami atas berbagai tindak represif yang di lakukan oleh aparat kepolisian dalam menyikapi aksi-aksi gerakan buruh dan rakyat.
Hidup Persatuan Buruh !!!
Hidup Persatuan Federasi-Federasi Serikat Buruh di KBN !!!
Jakarta, 4 Juli 2013
Atas nama Pimpinan-Pimpinan Federasi Gerakan Bersama Aliansi Buruh Kawasan
(Thomas Aquino, Halili, Bayu Murnianto, Jumisih, Marbun, Rosyid)