Jakarta, bantuanhukum.or.id—LBH Jakarta yang tergabung dalam gerakan Satu Padu Lawan Koruptor (Sapu Koruptor) selenggarakan Diskusi Anti Korupsi dengan tema “Seniman Bicara Korupsi” di Somalaing art studio (08/09). Diskusi ini diselenggarakan LBH Jakarta untuk mensosialisasikan perkembangan pemberantasan korupsi yang sedang berada pada posisi genting, hal tersebut merujuk pada banyaknya pejuang-pejuang pemberantasan korupsi yang dikriminalisasi.
Hadir sebagai pembicara dalam diskusi ini Abduh Aziz salah seorang perwakilan seniman yang aktif sebagi kritikus film dan penulis naskah film. Hadir pula Bahrain Vanhelen salah seorang Pengacara Publik Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) yang banyak menangani kasus-kasus kriminalisasi pejuang anti korupsi. Bertindak sebagai moderator dalam diskusi kali ini adalah Tommy Albert Tobing dari LBH Jakarta.
Diskusi ini merupakan proses berbagi antara para aktifis yang berjuang melawan korupsi beserta kasus-kasus kriminalisasi, dengan para seniman yang umumnya bergerak melawan korupsi melalui seni yang mereka geluti. Bahrain selaku pembicara, membuka diskusi dengan mengambarkan proses kriminalisasi yang terjadi sejak awal tahun 2015 hingga saat ini.
Selanjutnya ia menjelaskan bagaimana ilmu hukum mampu berkembang juga karena ada seni di dalamnya. “Contohnya ketika menciptakan produk hukum seperti undang-undang para praktisi hukum juga menggunakan seni, bagaimana nalarnya digunakan untuk menciptakan produk seni yang dapat diterima oleh masyarakat,” jelasnya.
“Namun masih banyak produk hukum kita yang harus dikaji ulang karena justru produk tersebut justru dimanfaatkan untuk menindas masyarakat, nah produk tersebut bisa dipastikan berlandaskan ego semata bukan seni,” tambahnya.
Sementara Abduh Aziz dari kacamata seni mengungkapkan, bahwa ketika seniman bicara soal korupsi ia sesungguhnya juga sedang berbicara untuk kepentingannya sendiri. Kepentingan yang saya maksud di sini adalah kepentingan untuk mengakses fenomena untuk menjadikan ide, dan mengakses dana kesenian untuk menunjang proses berkarya seniman tersebut.
“Jadi sebenarnya banyak seniman yang kesulitan mengakses dana seni untuk menyokong proses berkaryanya, dan jarang ada yang tahu tentang dana tersebut, sekali pun tahu sulit untuk diakses,” jelasnya.
Acara diskusi yang diselenggarakan di galeri milik Dolorosa Sinaga, salah satu seniman patung terkemuka di Indonesia ini juga dimeriahkan oleh Sammy Notaslimboy pelaku komedi tunggal atau yang biasa disebut Stand Up Comedy. Sammy yang berlaku sebagai pembawa acara ini memberikan suasana yang berbeda dengan banyolan-banyolan politik yang mengocok perut sekaligus mencerdaskan.