Karya Latihan Bantuan Hukum (KALABAHU) Buruh angkatan IV di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta memasuki hari ke (16/10). Materi yang disampaikan pada hari ke-2 ini adalah Gerakan Sosial yang disampaikan oleh Arip Yogiawan dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Pada sesi ini, pemateri banyak memaparkan data-data yang dikutip dari berbagai media yang menunjukan fakta-fakta kondisi sosial Indonesia saat ini.
Dalam penjelasannya kepada para peserta Kalabahu Buruh, Yogi menjelaskan bahwasannya Indonesia telah dimanfaatkan oleh negara-negara lain yang ingin mengeruk sumber daya alam di Indonesia.
“Negara-negara lain telah melihat Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah,” sebut Yogi dalam penjelasannya.
“Dalam Kondisi yang lain dapat ditemukan bahwa para pemodal memanfaatkan kemiskinan mayoritas masyarakat Indonesia dengan merampas ruang hidup dengan membangun pabrik-pabrik berpolutan tinggi. Kehidupan masyarakat diubah dari kultur agraris menjadi kultur Industri,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Yogi juga memutar film dokumenter yang berjudul Factory Asia sebagai sebuah pemantik bagi para peserta. Film tersebut menjelaskan dengan sangat gamblang mengenai pemberangusan serikat, kondisi buruh yang dibayar murah, serta peraturan perundang-undangan dan kontrak kerja yang menindas para buruh. Selain menggunakan media audio visual, Yogi sebagai pemateri juga menampilkan foto-foto guna merangsang daya analisis para peserta Kalabahu Buruh.
Yogi yang juga merupakan Ketua Bidang Jaringan dan Kampanye YLBHI menuturkan betapa banyaknya isu-isu yang harus dihadapi melalui gerakan sosial. Untuk itu, ia menekankan banhwa gerakan sosial seharusnya bukan hanya bertujuan untuk kepentingan dalam perubahan pribadi semata. Masyarakat harus melepaskan ego pribadinya untuk bersatu memerangi masalah-masalah nasional sehingga dampak dari gerakan sosial dapat berakibat masif dan dirasakan manfaatnya oleh semua orang.
Menutup penyampaian materinya, Yogi mengajak para peserta untuk mendistribusikan seluruh pengetahuan secara merata kepada seluruh anggota dalam serikat buruh mereka. Kemudian ia juga menyarankan agar para peserta mendorong keterlibatan anggota dalam serikat buruhnya untuk lebih aktif dalam melakukan gerakan, dan membangun budaya tanding dalam kegiatan produksi dan konsumsi. Ia berharap agar ke depan advokasi-advokasi dari serikat buruh semakin digalakkan karena perampasan ruang hidup semakin massif dan setiap advokasi hendaknya melahirkan suatu kelompok dinamis yang siap berkontribusi terhadap gerakan sosial yang lebih luas. (Maulana)