Jakarta, bantuanhukum.or.id—Jumat (30/1) Solidaritas SAVE KPK mengadakan diskusi bertema “Korupsi dan Kemiskinan” di halaman Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Diskusi tersebut merupakan salah satu rangkaian agenda acara yang diselenggakan oleh masyarakat Solidaritas SAVE KPK. Dalam diskusi dihadiri oleh Sujanarko (Kepala Bagian Kerjasama KPK), Marlo Sitompul (SPRI), Adi Massardi (Gerakan Indonesia Bersih), Sultoni (SGBN), Alfat Satria (BEM FH UI). Penyelenggaraan diskusi bertujuan untuk menguatkan kesadaran masyarakat akan potensi kejahatan korupsi di Indonesia terutama korupsi yang berdampak pada kemiskinan masyarakat.
Marlo mengatakan dampak korupsi terasa di kehidupan masyarakat, terutama masyarakat menengah ke bawah yang kesulitan mendapat akses hak pendidikan dan kesehatan dikarenakan dananya dirampok koruptor. Praktik korupsi juga marak terjadi di lingkungan kecamatan/kelurahan dalam pengurusan identitas penduduk. “Banyak juga masyarakat yang menyuap pegawai kecamatan/kelurahan untuk mendapatkan KTP, KK, dll,” ujar Marlo.
Di kalangan buruh sendiri juga turut merasakan dampak korupsi, seperti mafia hukum yang bermain di pengadilan hubungan industrial sehingga hakim mengeluarkan putusan yang memihak perusahaan.“ Praktik-praktik korupsi di pengadilan kerap merugikan pihak buruh,” tegas Sultoni. Sultoni pun menambahkan saat ini birokrat dan pengusaha bersekongkol demi memenuhi hasrat keuntungan perusahaan, yang mengakibatkan kesejahteraan buruh terancam.
KPK saat ini fokus terhadap pemberantasan korupsi di sector sumber daya alam (SDA). Di sector tambang sendiri, KPK menemukan berbagai ijin tambang yang bermasalah. “Tidak hanya tambang, KPK juga menemukan berbagai ijin di bidang SDA yang diberikan tidak sesuai prosedur,” ujar Sujanarko.
Pemberantasan korupsi di sektor SDA pun memiliki efek negatif terhadap para Komisoner KPK. Efek negatifnya beberapa Komisoner KPK dilaporkan kekepolisian oleh beberapa pengusaha tambang. Menanggapi persoalan tersebut, Sujanarko mengatakan upaya tersebut merupakan serangan balik koruptor.
Alfat selaku perwakilan mahasiswa juga menyampaikan perkembangan pembicaraan isu korupsi di kalangan pemuda. “Permasalahan korupsi terus diperbincangkan oleh kaum muda,” ucapnya. Alfat mengkhawatirkan kejahatan korupsi yang terus terjadi jangan sampai dianggap permasalahan yang biasa-biasa saja dan masyarakat pun melawan kejahatan ini bersama-sama.
Gerakan Indonesia Bersih terus secara konsisten melawan kejahatan korupsi. Adi Massardi mengajak masyarakat untuk terus memonitor titik-titik yang berpotensi terjadinya korupsi. (Gading)