21 tahun lalu, tepatnya 8 Mei 1993, Marsinah aktifis buruh yang bekerja di pabrik arloji di Sidoarjo ditemukan sudah tak bernyawa di sebuah gubuk pinggir sawah, di Kecamatan Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur. Pada 5 Mei 1993, sebanyak 13 buruh, tanpa Marsinah, yang unjuk rasa digiring ke Komando Distrik Militer (Kodim) Sidoarjo. Di tempat itu mereka dipaksa mengundurkan diri dari perusahaan. Mereka dituduh telah menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk kerja. Marsinah mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan keberadaan rekan-rekannya yang sebelumnya dipanggil pihak Kodim. Setelah itu, sekitar pukul 10 malam, Marsinah lenyap hingga ditemukan 3 hari kemudian di Nganjuk sudah meninggal. Hingga kini, kematian Marsinah masih menyisakan misteri karena pembunuhnya tidak terungkap.
Meninggalnya Marsinah ditengarai karena ada upaya represifitas aparat keamanan yang berlebihan pada waktu itu dan hal tersebut menjadi salah satu kritik yang utama pada rezim Soeharto. Penting bagi kita untuk selalu merawat ingatan atas tindakan kejahatan yang belum terungkap itu, dan Pilpres yang sebentar lagi diadakan adalah momentum untuk mengingatkan kepada pemerintah agar menuntaskan kasusnya dan kepada publik agar jangan sampai memilih calon presiden yang dapat membawa kembali kepada zaman yang serba mengekang terhadap kebebasan berserikat dan berkumpul bagi buruh serta rakyat Indonesia pada umumnya.
Oleh karena itu, LBH Jakarta yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Lupa mengundang Bapak/Ibu/Saudara untuk hadir dalam diskusi dengan tema “Buruh, Militerisme dan Pilpres 2014” pada:
Hari/tanggal : Jumat, 9 Mei 2014
Waktu dan Tempat : 09:00 – 11:30 WIB
Tempat : Lantai 1 Gedung YLBHI, Jl. Diponegoro 74, Jakarta Pusat.
Pembicara :
- Poengky Indarti (Direktur Imparsial, mantan pengacara Marsinah)
- Febi Yonesta (Direktur LBH Jakarta)
- Muradi (Dosen Universitas Pertahanan, Pengamat Militer)
- Ari Widistari ( Pengurus Serikat Pekerja di Federasi Buruh Lintas Pabrik)
Info lebih lanjut: Alghiffari Aqsa (081280666410)