Jakarta, bantuanhukum.or.id—Momentum Hari HAM Internasional yang jatuh setiap tanggal 10 Desember kali ini digunakan oleh LBH Jakarta untuk untuk membumikan nilai-nilai HAM kepada masyarakat. “HAM Masuk Kampung” tema yang merupakan kesatuan rangkaian kegiatan dari perayaan Hari HAM Internasional. Tema tersebut dipilih oleh LBH Jakarta untuk memudahkan penyampaian tentang HAM kepada masyarakat, khususnya komunitas-komunitas dampingan LBH Jakarta.
SMK Poncol yang merupakan salah satu komunitas dampingan LBH Jakarta turut berpartisipasi dalam penyelanggaraan HAM Masuk Kampung dengan mengangkat tema besar “Budaya Anti Tawuran”, Jumat 05/12/14. Lima pelajar serta satu orang guru menjadi perwakilan dari SMK Poncol untuk menjadi panitia lokal dalam keseluruhan peyelenggaraan acara tersebut.
“Berdasarkan gagasan dari salah seorang siswa di SMA Poncol ini yang mengusulkan agar sebelum diskusi dilakukan, baiknya dilakukan pemutaran film sebagai pemantiknya, karena ia menganggap cara ini lebih efektif dan mudah dicerna para siswa sebelum nantinya diadakan diskusi, karena gagasan itu bagus, maka kami sepakat untuk memutar film sebelum diskusi,” ucap Lana Pengacara Publik LBH Jakarta yang menjadi penanggung jawab kegiatan di SMA Poncol.
Kegiatan ini dimulai sekitar pukul 09.00, acara tersebut dimulai dengan kata sambutan dari Wakil Kepala Sekolah SMK Poncol, diikuti oleh pembukaan dari LBH Jakarta. Sebelum masuk pada sesi pemutara film, pelajar SMK Poncol dibekali pengantar HAM secara umum terlebih dahulu agar mereka memiliki bekal dalam membedah permasalahan secara khusus yang ada di SMK Poncol. Dengan sangat antusias pelajar SMK Poncol menyimak jalannya pemutaran film Freedom Writers yang telah dipilih oleh LBH Jakarta dalam menggambarkan situasi permasalahan yang ada di SMK Poncol.
KPAI dan Sahabat Anak yang merupakan lembaga yang fokus terhadap isu anak juga turut berpartisipasi dalam acara ini sebagai narasumber. Ibu Putu Elvina selaku Komisioner ABH dari KPAI menjelaskan dengan sangat baik bagaimana peran KPAI, guru, orang tua serta masyarakat dalam meminimalisir budaya tawuran yang sudah mengakar serta di dukung juga oleh hasil penelitian KPAI terkait tawuran. Tidak hanya itu saja, Bapak Alles Saragi selaku Direktur Sahabat Anak, dengan menggunakan metode penyampaian yang sangat menarik menjelaskan bagaimana seorang anak dapat menggunakan haknya untuk berpartisipasi dalam membangun masa depan dan menggunakan waktunya untuk melakukan hal-hal positif seperti membuat forum anak atau menjadi pengajar bagi anak lainnya.
“Para pelajar SMK Poncol juga jangan mau kalah dengan anak-anak binaan dari Sahabat Anak yang sudah bisa membina dan mengajari sesama anak binaan Sahabat Anak”, tutur Alles untuk memotivasi pelajar SMK Poncol.
Diakhir kegiatan ini, para pelajar SMA Poncol diminta untuk menuliskan motivasi dan harapan yang kemudian ditempel pada dinding yang telah dipersiapkan. “Tunjukan Pada Dunia Bahwa Sebenarnya Kita Bisa” dan “Sebelum ikut Tawuran Pikirkanlah Masa Depanmu dan Orang-orang yang Menyayangimu” merupakan dua kalimat motivasi diri dari dua pelajar SMK Poncol yang ditulis dikertas warna-warni kecil yang ditempel pada “Dinding Motivasi” berwarna biru tua yang digantung di depan lapangan olahraga sebagai tempat penyelenggaraan HAM Masuk Kampung. Tidak hanya sekedar kenang-kenangan dari LBH Jakarta saja, dinding motivasi tersebut juga digunakan sebagai alat untuk motivasi diri dan pengingat bagi pelajar di SMK Poncol ketika mulai tergoda untuk mengikuti tawuran lagi. Tujuan lain dari dinding motivasi tersebut adalah sebagai pembentukan karakater baru bagi generasi selanjutnya yang akan menjadi murid di SMK Poncol, bahwa mereka bisa menjadi pelajar dengan prestasi baik tanpa lebelisasi “anak-anak yang suka tawuran”. (Lana)