Aktivis dan pemerhati anak yang tergabung ke dalam satuan tugas perlindungan anak (Satgas PA) berencana mendatangi pihak Mabes Polri pada Senin (29/6) pagi ini untuk menyerahkan spanduk kasus Angeline. Mereka meminta pihak kepolisian segera mengungkap pelaku pembunuhan Angeline.
“Hari ini kami akan datang ke Mabes Polri. Pak Anton Charliyan yang akan menemui langsung untuk kasus Angeline,” kata Ketua Satgas Anak M. Ihsan kepada CNN Indonesia, Senin (22/6).
Angeline merupakan bocah yang ditemukan tewas terkubur di halaman rumah orang tua angkatnya pada Rabu (10/6) silam. Sudah seminggu lebih sejak pihak kepolisian daerah Bali menemukan jasad Angeline. Hingga kini, baru satu nama tersangka ditetapkan oleh kepolisian, yakni Agustinus Tai Hamdani, pekerja rumah tangga di rumah ibu angkat Angeline.
Sementara itu, pihak pendamping hukum dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Denpasar masih ada tersangka lain yang belum dijerat oleh pihak kepolisian.
“Saya curiga tersangka utama belum ditahan. Masih ada satu orang lagi yang terlibat dalam pembunuhan Angeline,” kata Siti Sapurah dari P2TP2A kepada CNNIndonesia.
Siti juga menyesalkan langkah kepolisian yang lambat dalam mengusut kasus Angeline, termasuk penetapan tersangka yang menyasar kepada Agustinus.
“Enggak tahu kemajuannya apa sekarang. Masih terpaku pada Agustinus saja. Semestinya informasi sedikitpun dipaparkan sehingga kami tahu sudah sampai mana perkembangan kasus ini,” kata Siti.
Ilma Sovri Yanti, anggota satgas PA, mengatakan aksi bertemu dengan pihak kepolisian pada Senin ini akan turut dihadiri beberapa organisasi pemerhati anak seperti diantaranya P2TP2Depok, Yayasan Pulih, LPSK, Akar Djati Cirebon, Asuh Siaga, SOS Children’s Village, SAPA Indonesia, P2TP2A Bali, LBH Jakarta dan LBH Apik.
“Kami ingin mengawal terus kasus ini agar kasus anak tidak ‘masuk angin’ dan terabaikan,” kata Ilma. (cnnindonesia.com)