Rilis Pers
Hari Pengungsi Dunia 20 Juni 2016
Jakarta, 20/6 –Dengan menggunakan #BersamaPengungs iatau #WithRefugees, SUAKA bersama-sama dengan berbagai komunitas pengungsi lintas batas di Jakarta dan Bogor menyelenggarakan peringatan Hari Pengungsi Dunia yang jatuh setiap tanggal 20 Juni sebagai kampanye untuk mendapat dukungan dan simpati publik Indonesia agar menyambut para pengungsi lintas batas dengan tangan terbuka.
Tanda-pagar #WithRefugees merupakan kampanye terbaru dari UNHCR untuk menggalang dukungan masyarakat untuk mereka yang terpaksa harus pergi meninggalkan rumah dan kampong halamannya demi mendapatkan hidup yang lebih baik dan tanpa ketakutan.
Senada dengan hal itu, SUAKA menggelar peringatan Hari Pengungsi Dunia pada tahun ini dengan konsep ‘berjabat tangan.’ “Konsep ini kami buat sengaja untuk menciptakan ruang bertemu yang positif, tanpa hal-hal yang berbau politis, antara masyarakat Indonesia dengan para pengungsi lintas batas,” ujar Zico Pestalozzi, ketua acara yang juga Koordinator Kampanye SUAKA.
“Berkomunikasi dan saling memahami antara masyarakat Indonesia dengan para pengungsi lintas batas ini sangat diperlukan, karena ketidakpahaman itu yang sering membuat percikan konflik di masyarakat.” lanjutnya.
“Pada praktiknya, banyak badan-badan pemerintahan baik di pusat maupun daerah yang tidak memahami apa itu pengungsi lintas batas. Ini mengakibatkan penanganan yang diberikan tidak tepat sasaran,” ungkapnya.
Peringatan Hari Pengungsi Dunia ini melibatkan komunitas pengungsi berkebangsaan Iran, Iraq, Afghanistan dan Oromo (Afrika). Akibat tidak diperbolehkannya pengungsi ini bekerja, para pengungsi lintas batas ini menggantungkan hidup pada tunjangan yang disediakan oleh berbagai organisasi internasional berbasis kemanusiaan di Indonesia dan juga beberapa oleh UNHCR.
Padahal sebagian dari mereka ada yang ahli dibidangnya, seperti IT, desain grafis, fotografi, system komputer, dokter bahkan juga pengacara.
“Oleh karena itu, ruang yang kami bangun ini semoga kedepannya bias menjadi pondasi dalam membangun Indonesia yang lebih berkemanusiaan terhadap sesame umat manusia khususnya pengungsi lintas batas,” tutup Febi.*