Jakarta, bantuanhukum.or.id—Jemaat dari GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia kembali gelar ibadah bersama di depan Istana Merdeka, Minggu (25/10). Ibadah tersebut merupakan bentuk protes Jemaat dari GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia yang dipangkas kebebasan beribadah dan berkeyakinannya oleh pemerintah. Ibadah kali ini merupakan ibadah ke 100 Jemaat GKI Yasmin dan Filadelfia yang mereka lakukan di depan Istana Merdeka.
Seperti biasanya, agenda ibadah utama adalah pembacaan firman Tuhan oleh pendeta Tabita, yang juga merupakan dosen teologi pada Universitas Kristen Satya Wacana.
“Manusia di hadapan Tuhan adalah sama. Namun, apakah manusia di hadapan hukum adalah sama? Seharusnya sama. Tapi ternyata ada yang lebih rendah dari yang lain. Ada yang masih direndahkan karena agama, ideologi, aliran, etnis, budaya, pekerjaan, jenis kelamin, dan orientasi seksual tertentu,” ujar Pendeta Tabita.
Dalam ceramahnya Pendeta Tabita, yang baru pertama kali mengisi ibadah di depan istana GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia, memberi semangat kepada para jemaah untuk selalu berjuang memperjuangkan hak mereka.
“102 kali kita berada di tempat ini. Butuh komitmen yang luar biasa. Karena kalau tidak, lebih baik ibadah di tempat ber-AC,” ujarnya.
Harapan dan doa para jemaah ketika aksi damai Ibadah ke-100 lalu belum terjawab. Mereka berharap bahwa ibadah ke-100 adalah ibadah terakhir mereka di depan istana, dan gereja mereka kembali dibuka oleh Pemerintah Daerah belum terwujud. Pemerintah masih saja diam dan tidak menggubris berbagai upaya yang dilakukan jemaah GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia untuk membuka kembali gereja mereka.