Tanggerang, bantuanhukum.or.id—LBH Jakarta bersama dengan Sapu Koruptor kembali mengadakan diskusi tentang korupsi di Kedai Kopi Sagam yang berlokasi di Kawasan BSD Tanggerang (17/09). Diskusi yang bertajuk “Korupsi adalah Musuh Kita Bersama” ini berusaha meningkatkan pengetahuan masyarakat dan mahasiswa untuk bahu-membahu memerangi korupsi. Lebih lanjut, diskusi ini juga merupakan sarana untuk menggalang dukungan dari mahasiswa agar mau berada sebagai garda terdepan untuk melawan korupsi.
Hadir sebagai Pemateri dalam diskusi kali ini adalah Alghiffari Aqsa Direktur LBH Jakarta bersama dengan William Umboh dari Youth Program Associate, Transparansi Internasional Indonesia (TII). Peserta yang ikut dalam diskusi tentang korupsi tersebut adalah mahasiswa dari Universitas Media Nusantara dan Mahasiswa Universitas Pelita Harapan.
Alghifari Aqsa dalam diskusi ini memaparkan kondisi pemberantasan korupsi di Indonesia yang sangat mengkhawatirkan. KPK sebagai lembaga yang hadir untuk melakukan kerja-kerja pemberantasan korupsi di Indonesia mengalami serangan yang mengakibatkan tidak efektifnya pemberantasan korupsi. Serangan-serangan tersebut hadir beriringan sejak KPK dibentuk hingga hari ini.
“Tentu masih hangat dalam ingatan kita bagaimana kasus cicak melawan buaya telah memasuki jilid ketiga pada tahun ini, dan tahun ini kondisi serangan terhadapa KPK justru semakin parah,” jelas Alghif.
Alghif menerangkan bahwa kasus cicak melawan buaya jilid ketiga ini memiliki karakteristik yang sedikit berbeda dari kasus cicak melawan buaya kedua dan pertama.
“Hari ini para koruptor beserta para politisi bersama-sama menyerang KPK untuk melemahkan, bahkan mereka berusaha membunuh KPK,” tambah pria asal tanah minang ini.
William Umbroh dari Transparansi Internasional Indonesia lebih banyak berbicara ditataran bagaimana sebaiknya generasi muda bersikap dan memposisikan diri terhadap isu dan kasus seputar korupsi. Ia menjelaskan bahwa dalam gerakan anti korupsi keberadaan generasi muda sangatlah penting.
“saat ini anak muda perlu memahami semangat anti korupsi serta ikut pro aktif dalam gerakan sosial anti korupsi, banyak cara yang bisa dilakukan anak muda saat ini dalam menyikapi anti korupsi, bisa lewat film, foto, grafis, poster, atau apapun lah yang merepresentasikan kalian para generasi muda,” ungkap William berapi-api.
“anak muda bisa memahami semangat anti korupsi dengan pendekatan yang lebih mudah dari aktivitas keseharian dia terlebih dahulu. Anak muda melibatkan diri dalam gerakan anti korupsi juga bisa menggunakan metode sekreatif mungkin,” tambah William.
Diskusi ini memang ditujukan dan dihadiri oleh para mahasiswa sebagai representasi generasi muda. LBH Jakarta, TII, beserta Sapu Koruptor menganggap generasi muda sabagai salah satu lokomotif dalam gerakan sosial, dan sangat berpotensi mewujudkan perubahan sosial. Mengingat harapan tersebut tentunya penting bagi generasi muda mahasiswa saat ini untuk ikut peduli dan terlibat dalam gerakan anti korupsi. (Hari)