Jakarta, bantuanhukum.or.id – Sabtu(23/5), Gelaran Kampung Anti Korupsi kembali berlanjut setelah sebelumnya LBH Jakarta melakukan agenda marathon Kampung Anti Korupsi (KAK) di 13 komunitas klien dan paralegal. Kali ini insiatif datang dari sekelompok anak muda kretif, militan, dan prihatin dengan situasi pemberantasan Korupsi di Indonesia. Anak-anak muda tersebut tergabung dalam wadah bernama Pemuda Kapuk Independepen(PemKI).
Gelaran Kampung Anti Korupsi yang diinisiasi oleh PemKI bertajuk “Kampung Kapuk Berantas Korupsi, Dimulai Dari Diri Sendiri”. Kegiatan ini dilangsungkan di Lapangan PB Mulia Jalan Raya Kapuk Gg. Pelita 2 Cengkareng Jakarta Barat , pada Sabtu 23 Mei 2015 dari Pukul 15.00-22.30 Wib.
Rangkaian acara diisi dengan Lomba Mewarnai, Pembacaan Puisi, Pemutaran Film, Lenong Babodoran, dan Penyuluhan Tentang Korupsi. Turut hadir dalam kegiatan ini Aghiffari Aqsa Pengacara Publik sekaligus Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Hukum Masyarakat (PSDHM) LBH Jakarta, Andi Komara dan Arie Muhammad Haikal Asisten Pengacara Publik LBH Jakarta.
Menurut Uchok Sigit Prayogi, “kegiatan ini kami adakan karena kami prihatin dengan situasi pemberantasan korupsi yang terjadi di negeri kita Indonesia, setidaknya kami sebagai pemuda dapat berkontribusi bagi pemberatasan korupsi dari kampung kapuk ini”.
Lebih lanjut Uchok membagi pengalamannya tentang kegigihan kawan-kawannya dalam mensukseskan kegiatan kampung anti korupsi ini, dimana ia bersama teman-temannya harus blusukan kedalam kampung, berkomunikasi dengan berbagai pihak sambil jualan kaos bertemakan “Kongsi Berantas Korupsi” untuk menutupi biaya penyelenggaraan acara, karena semua kegiatan ini kami adakan murni kreatifitas dan swadaya warga Kampung Kapuk.
Pengacara Publik LBH Jakarta Alghiffari Aqsa menyatakan “salut dan bangga terhadap anak-anak muda Kapuk yang telah menginisiasi kegiatan Kampung Anti Korupsi, ini menunjukkan bahwa kita masih bisa berharap pada Gerakan Anti Korupsi dan inisiasi warga seperti ini perlu dihidupkan di banyak tempat”. Agar situasi darurat korupsi yang terjadi di Indonesia menjadi kekhawatiran dan bagian kita bersama.
Sisi menarik kegiatan adalah penyampaian penyuluhan tentang Korupsi yang dipaparkan oleh Andi Komara dan Alghiffari Aqsa. Pemaparan diadakan ditengah-tengah jalan cerita pementasan seni Lenong Babodoran yang menggambarkan seputar pemilihan kepala Desa. Dimana salah satu calonnya menggunakan cara-cara kotor “politik uang” untuk meraih posisi kepala desa. (Haikal)