Jakarta, bantuanhukum.or.id—Sekitar 1300 warga Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor berkumpul di Monumen Nasional (Monas) 22 Januari 2015. Guyuran hujan lebat tidak memadamkan semangat mereka untuk menuntut keadilan. Warga Desa Sukamulya kembali ke Jakarta untuk menyuarakan ketidakadilan yang mereka terima dari TNI AU sejak 8 tahun yang lalu. Ketidakadilan tersebut yang kemudian melahirkan konflik agraria karena warga Desa Sukamulya berusaha mempertahankan wilayahnya yang merupakan hak mereka.
Konflik agraria antara warga Desa Sukamulya dengan TNI AU Lanud Atang Sendjaya berawal dari klaim sepihak TNI AU pada tahun 2006. Tanah yang sudah ditempati turun-temurun oleh warga Desa Sukamulya direbut dengan cara yang tidak manusiawi oleh TNI AU. Penolakan warga terhadap klaim TNI AU tersebut berujung pada kekerasan. TNI AU pada 22 Januari 2007 melakukan hal-hal yang tidak berjiwa prajurit dengan mengintimidasi dan ‘mengobrak-abrik’ Desa Sukamulya sehingga menyebabkan beberapa warga terluka dan mengalami rasa trauma.
Konflik yang berlarut larut ini yang kemudian mendorong warga Desa Sukamulya melakukan berbagai macam usaha untuk mempertahankan haknya. Salah satu usaha yang mereka lakukan, setiap tanggal 22 Januari warga datang ke Jakarta untuk menyuarakan keinginan mereka agar hak-haknya sebagi warga Negara Indonesia benar-benar dijaga dan dilindungi oleh Negara. Seperti hari yang lalu, pada aksi hari ini warga Desa Sukamulya tetap menuntut agar Presiden turun tangan mengatasi konflik agraria warga Desa Sukamulya dengan TNI AU.
Selain di Istana Negara, pada aksi kali ini warga Desa Sukamulya juga melakukan aksi di depan Kementerian Pertahanan, mereka meminta audiensi. Gayung bersambut, di Kementerian Pertahanan warga diizinkan untuk menyampaikan aspirasinya secara kepada perwakilan dari Kementerian Pertahanan.
Secara keseluruhan aksi ini berjalan tertib, lancar, dan damai, namun aksi sempat diwarnai oleh insiden pemukulan yang dilakukan oleh Polisi kepada warga Desa Sukamulya. Namun massa aksi masih dapat mengontrol emosinya sehingga aksi dapat terus berjalan dengan tertib hingga usai.