Jakarta, bantuanhukum.or.id—Perayaan Natal dengan cara yang berbeda dilakukan oleh masyarakat sipil dan organisasi pegiat hak asasi manusia di Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pada Rabu 24/12. Perayaaan Natal yang biasanya penuh suka cita tidak tampak pada acara kali ini, acara tersebut ditujukan sebagai sebuah Peringatan terhadap tragedi berdarah di Paniai Timur, Papua Barat. Peringatan Natal ini pun bertujuan untuk mendesak pemerintah agar dengan segera menyelesaikan persoalan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Paniai.
Pelaksanaan acara ini diawali dengan pemutaran video pendek dari komunitas Papua itu kita. Video ini menjelaskan sedikit tentang kronologis terjadinya tragedi Paniai, dimana tragedi yang terjadi pada 8 Desember 2014 sekitar pukul 01:30 WIT menyebabkan nyawa empat pemuda yang masih duduk di bangku SMA melayang oleh peluru yang keluar dari senjata TNI.
Acara ini juga dihadiri oleh Ketua Komnas HAM Farid Abbas, RM Franz Magnis Suseno, Nia Dinata, dan Komisioner Komnas Perempuan Sylvana Apituley. Mereka silih berganti menyampaikan refleksi dan pernyataan untuk menunjukan rasa solidaritas. Pada kesempatan pertama, Ketua Komnas HAM Farid Abbas mengatakan “salah satu keinginan dari Komnas HAM adalah agar Presiden membuat Tim pencari fakta terhadap kasus ini karena suatu jenis pelanggaran HAM agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi kedepannya, kasus ini harus diungkap secara utuh supaya diketahui apa sesungguhnya yang terjadi dibalik tragedi ini dan ini merupakan tragedi nasional, tragedi kemanusiaan yang sungguh memilukan.”
Selanjutnya Franz Magnis Suseno dalam refleksinya mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan kasus tersebut, karena ia menganggap selama ini pemerintah hanya bisa bersimpati terhadap tragedy-tragedi kemanusiaan yang terjadi. “yang dibutuhkan masyarakat papua bukan pernyataan simpati dari negara terhadap kejadian ini melainkan tindakan nyata untuk menjamin menjaga hak-hak dasar dan hak asasi mereka. Sebagai manusia. Sebenarnya sudah lama dikatakan bahwa indonesia tidak akan bisa tentram kalau sebagian warga diperlakukan dengan pendekatan keamanan saja dimana apabila terjadi hal yang salah atau mencurigakan langsung ditembak mati atau dengan pendekatan yang represif, hal tersebut tidak akan bisa menyentuh hati orang-orang. Kejadian di Paniai tersebut mengakibatkan 4 pemuda putus hidupnya, padahal mereka masih mempunyai kesempatan yang panjang untuk hidup mereka. Terkait permasalahan tragedi Paniai ini perlu adanya investigasi yang independen untuk menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan ini, supaya kita bisa meyakinkan kepada teman-teman kita di papua bahwa mereka juga bagian dari negara ini dan hak-hak mereka juga dijamin oleh negara ini,” Kata Franz Magnis.
Dalam acara tersebut Nia Dinata juga menyampaikan perhatiannya atas tragedi yang terjadi di Paniai, ia menyerukan agar anak-anak muda khususnya yang berada di Jakarta juga ikut bersolidaritas dan ikut mendesak pemerintah agar menyelesaikan kasus ini. Diakhir acara, masyarakat sipil dan organisasi pegiat hak asasi manusia, termasuk LBH Jakarta meminta masyarakat untuk mendukung gerakan #PapuaItuKita dengan mengisi petisi di change.org, petisi tersebut dibuat untuk mendesak pemerintah agar membentuk KPP HAM. (Ivan)