Jakarta, LBH Jakarta—Massa yang menamakan diri Gerakan Rakyat Untuk Pembaruan Agraria hari ini, Rabu 24/9 melakukan aksi Peringatan Hari Tani Ke 54 di depan Istana Negara Jakarta. Gerakan Rakyat Untuk Agraria merupakan aliansi gerakan yang terdiri Konsorsium Pemabaruan Agraria (KPA), Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA), Aliansi Petani Indonesia (API), Federasi Perjuangan Buruh Indonesia (FPBI), AMANAT Bogor, Serikat Petani Karawang (Sepetak), Solidaritas Perempuan (SP), Paguyuban Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin Bogor, Pusaka, ELSAM, HuMa, FMN (Front Mahasiswa Indonesia), JKPP, SMI (Serikat Mahasiswa Indoenesia, KPOP, Pembebasan, LMND, Formasi, Serikat Tani Kerakyatan Sumedang, YBHI, Bina Desa, ILPS-Indonesia, GMNI, GMKI Cab Bogor, KontaS, PPR, IGJ, KPO-PRP, SGBN, FIELD, SHI melakukan aksi long march dari Mesjid Istiqlal menuju Istana Negara.
Selain itu, para peserta aksi juga melakukan orasi secara bergantian di depan Istana Negara. Dalam orasi-orasi politiknya massa tani menyatakan bahwa Pemerintahan SBY-Boediono telah gagal menjalankan Reforma Agraria sejati, dan dalam konflik-konflik agraria memilih untuk berpihak pada pemilik modal, sehingga menyebabkan ribuan petani di represi oleh aparat yang menyebabkan banyak petani terbunuh dan terluka karena memperjuangkan tanah dan hak-haknya. Selain itu massa tani juga menyatakan penolakannya terhadap kebijakan MP3EI, Masyarakat Ekonomi ASEAN, dan seluruh praktek leberalisasi agraria serta perampasan tanah oleh rakyat.
Kepada pemerintahan baru nanti, massa tani menegaskan agar melaksanakan Reforma Agraria Sejati dan mampu menuntaskan seluruh konflik-konflik agraria yang terjadi. Bentuk konkrit dari Reforma Agraria adalah dengan membetuk Kementrian Agraria dan Pengadilan Agraria sebagai sarana bagi penuntasan konflik-konflik agraria.
Salah satu perwakilan dari Paguyuban Desa Sukamulya Rumpin Bogor Neneng, dalam orasinya menegaskan agar kepada pemerintahan baru nanti segera menyelesaikan konflik tanah warga Desa Sukamulya Rumpin yang di klaim oleh TNI AU.
Aksi di depan Isatana negara juga diwarnai dengan teaterikal dari mahasiswa yang tergabung dalam LMND yang menggambarkan kekerasan rezim dan represi aparat negara terhadap kaum tani di Indonesia. Kelompok Musik Jalanan Marginal juga membawakan tiga lagu dengan tema perjuangan kaum tani dan realitas sosial masyarakat untuk menyemarakan aksi peringatan Hari Tani Nasional ini. (Haikal)