Pada tanggal 9 Juli 2014 akan dilangsunghkan pemilihan Presiden Republik Indonesia. momentum politik ini sangat penting bagi seluruh rakyat Indonesia khususnya bagi kalangan buruh dalam lima tahun depan. untuk memastikan Presiden baru ini untuk tidak mengekang kebebasan, serta tidak militeristik dan represif.
Bercermin pengalaman politik masa lalu disektor perburuhan. Marsinah, buruh di Sidoarjo karena menuntut upah layak harus dibunuh pelakunya ditengarai dari oknum militer. Bahkan, pola-pola represif dan militeristik itu pun terus digunakan hingga sekarang ini, seperti yang dialami buruh di Bekasi ketika melakukan mogok nasional tahun 2013. Ironisnya lagi bahwa gerakan buruh dipandang sebagai ancaman.
Kami dari gerakan buruh melawan lupa yang terdiri dari GSBI, FSP LEM SPSI, KSPSI-AGN, NIKEUBA- SBSI, FEDERASI OPSI, FBLP, SERBUK, KSBSI, DPD SPN DKI JAKARTA, SPKAJ, SP. JOHNSON, KPO-PRP, POLITIK RAKYAT, PEREMPUAN MAHARDIKA terpanggil untuk menyikapi militerisme di Pilpres 2014 dan 16 tahun Reformasi serta meluncurkan catatan hitam militer di Sektor perburuhan.
Oleh karenanya, kami dari Gerakan Buruh Melawan Lupa, LBH Jakarta dan Imparsial, mengundang rekan-rekan untuk dapat hadir pada:
Hari/Tanggal : Senin, 19 Mei 2014
Waktu : Pukul 11.00 Wib – Selesai
Tempat : Lantai 1 Kantor LBH Jakarta (Jl. Diponegoro No. 74 Jakarta Pusat).
Agenda :
- Peluncuran Catatan Hitam Militer di Sektor Perburuhan.
- Penyikapan bersama Militerisme di Pilpres 2014 dan 16 Tahun Reformasi