“Apa persepsi kalian tentang Buruh Migran dan PRT? Tuliskan di kertas berwarna yang sudah dibagikan”, Nurus S Mufidah, Direktur LBH ASPEK membuka sesi pertama Kalabahu pada Senin, 21 April 2014 di LBH Jakarta. Perspektif peserta bermacam-macam tentang PRT, ada yang mengatakan “mengganggu rumah tangga”, “sebaiknya usia PRT lebih tua”, “kembang desa”, “gitu-gitu aja nasibnya”, ada yang menyeletuk “Inem pelayan seksi”, sekalipun masih ada yang berpikir obyektif dengan mengatakan “perlindungannya lemah”. Dari gambaran yang dimiliki oleh para Peserta, Mba Fida melakukan dialog kritis dengan peserta, menguji pemahaman mereka tentang konsep ketenagakerjaan, apakah pembantu itu melakukan pekerjaan? Apakah mereka berhak mendapatkan upah? Apakah upah yang diterima layak? Sebagai pekerja apakah mereka berhak mendapatkan libur? Dan masih banyak lagi perdebatan menarik yang terjadi di dalam kelas. Dari diskusi tersebut, Peserta mau diajak berpikir dan berempati agar ikut mendorong adanya pengaturan kerja layak bagi PRT.
Dalam satu sesi tersebut, Mba Fida membahas materi Pekerja Rumah Tangga dan dilanjutkan dengan materi Pekerja Migran. Perspektif Peserta sudah cukup bagus tentang Pekerja Migran, mereka mengatakan bahwa “pekerja migran lemah perlindungan”, “sumber devisa negara”, “penyiksaan”, “hukuman mati”, dan salah satu perserta, M. Justian menanyakan ke Mba Fida, bagaimanakah peranan atase ketenagakerjaan menangani kasus-kasus pekerja migran di Indonesia?
Di akhir pertemuan, Mba Fida memberikan update advokasi kebijakan yang dilakukan oleh Jaringan, bahwa RUU PRT masih alot pembahasannya di DPR. Anggota DPR sendiri belum berani membuka perspektif untuk mengakui bahwa PRT adalah pekerja. Sedangkan RUU Perlindungan Buruh Migran, saat ini pembahasannya mandek dan belum berjalan karena DPR masih berkutat pada perdebatan judul Undang-undang. Materi Perlindungan Buruh Migran dan PRT dijadwalkan dari jam 10.00-12.00 WIB, namun karena peserta sangan antusias, mereka secara sadar meminta perpanjangan waktu hingga 12.30 untuk berdiskusi dengan narasumber.