Untuk ke-534 kalinya Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) melaksanakan Aksi Kamisan, di seberang Istana Merdeka, Kamis (11/04). Aksi Kamisan kali ini diselenggarakan untuk memperingati 1 tahun paska penyerangan kepada penyidik KPK Novel Baswedan. Sejak peristiwa penyerangan yang terjadi pada 11 April 2017, sampai dengan saat ini tidak ada perkembangan berarti dalam proses penyidikan yang dilakukan oleh kepolisian.
Sebagaimana biasanya, Aksi Kamisan dimulai dengan Aksi Diam. Para peserta Aksi memegang payung hitam yang bertuliskan jenis-jenis pelanggaran HAM Masa Lalu yang belum tuntas sampai saat ini. Peserta memegangi payung hitam dan menghadap Istana Merdeka selama 30 menit sebelum nantinya para peserta aksi melakukan refleksi.
Dalam sesi refleksi, Yansen Dinata salah seorang inisiator pembuat petisi tentang Novel Baswedan membacakan isi surat Aksi Kamisan ke-534. Pada intinya, surat tersebut menuntut penyelesaian kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan.
“Presiden harus membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) sebagai bentuk keseriusan negara terhadap kasus ini. Hal ini juga untuk meyakinkan publik bahwa negara benar berkomitmen terhadap pemberantasan korupsi, penegakan hak asasi manusia juga rule of law,” jelas Yansen ketika membacakan isi surat tersebut.
Tak hanya Yansen, Aksi Kamisan telah bertransformasi dari hanya sekedar membahas persoalan pelanggaran HAM masa lalu, menjadi wadah bagi para pencari keadilan dari berbagai isu. Bahkan tak jarang, para pencari keadilan tersebut hadir dari luar Jakarta. Mereka sengaja datang dan ikut Aksi Kamisan untuk dapat menyuarakan hak-hak mereka yang telah dirampas.
Seperti pada Aksi Kamisan ke-534 ini, hadir dan mengisi refleksi Geby dari Sulawesi Tengah. Geby mendapat kesempatan untuk merefleksikan kasus perampasan lahan yang terjadi di Sulawesi. Ada pula Vio yang mendapatkan kesempatan merefleksikan perlindungan terhadap hak satwa di Indonesia. Menurut Vio, perlindungan terhadap hak satwa di Indonesia masih jauh dari ideal karena menurutnya perlindungan terhadap manusia pun masih jauh dari kata ideal. Kawan-kawan mahasiswa yang berasal dari Pupua pun mendapatkan kesempatan untuk berefleksi menggambarkan penindasan yang terus terjadi di tanah kandung mereka.
Aksi Kamisan ke-534 ini hadiri puluhan peserta dan berakhir pada pukul 17.30 WIB. Aksi Kamisan ini akan terus dilakukan oleh JSKK setiap Kamis Pukul 16.00 WIB di depan Istana Merdeka, Jakarta. Mereka berkomitmen akan terus melakukan Aksi Kamisan hingga pemerintah benar-benar menegakkan keadilan untuk kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu. (Jor).